Banser: Idola TNU dan TNI

M. Rikza Chamami
Dosen UIN Walisongo & Sekretaris Lakpesdam NU Kota Semarang

Banyak orang yang makin kesemsem dengan Barisan Serbaguna (Banser) dibawah komando Gerakan Pemuda Ansor. Pemuda serba ikhlas yang berasal dari kalangan santri Nahdlatul Ulama inilah yang hingga kini sangat setia terhadap NKRI.

Maka wajar sekali, jika akhir-akhir ini, Banser selalu diperbincangkan oleh petinggi negara hingga media internasional. Alhasil, Banser kini menjadi idola semua pihak, baik di tingkat nasional hingga internasional.

Namun, di balik gerakan cinta kebangsaan Banser, ada pihak yang usil dan memfitnah Banser. Siapa mereka? Jelas! Kelompok yang tidak cinta NKRI dan tidak seideologi dengan Nahdlatul Ulama.

Dalam kondisi apapun, Banser tetap tawadlu dan ikut dawuh para Kyai. Dan karena Banser itu santri terdidik dengan gaya disiplin komando, maka sikap kesantriannya lebih dikedepankan. Banser tahu dan punya feeling bagus: "Kyai saja difitnah, apalagi Banser". Dalam ajaran santri, fitnah itu bumbu perjuangan menegakkan Islam rahmatan lil 'alamin annahdliyyin dan NKRI.

Jadi, semangat Banser akan tetap sama dengan semangat Syubbanul Wathan yang didirikan KH Wahab Chasbullah tahun 1924, yaitu semangat nasionalisme dengan dasar agama Islam yang berfaham ahlussunnah. Semangat Banser juga tidak lepas dari idealisme ulama yang mendirikan organisasi NU pada 31 Januari 1926.

Dan jelas bahwa Banser akan tetap teguh memegang komitmen pendirian ANO (Ansoru Nahdlatul Oelama) yang kemudian dikenal dengan nama GP Ansor pada 24 April 1934/10 Muharram 1353 di Banyuwangi. Dan yang paling inti, gerakan dan perjuangan Banser kembali pada ruh pendiriannya berawal dari organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut Banser (Barisan Serbaguna) saat Kongres II ANO di Malang tahun 1937. 

Maka Banser dengan semangat keansorannya tidak dapat meninggalkan empat basis watak: kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. Jika hari ini Banser getol menolak khilafah di bumi pertiwi, menunjukkan cinta setia Banser pada NKRI itu nyata. Sebab NKRI itu harga mati.

Disinilah Banser menjadi idola TNU ("Tentara" Nahdlatul Ulama) sebagai posisi penjaga dan pengawal aqidah ahlussunnah wal jama'ah annahdliyyah. Banser inilah yang menjaga nilai-nilai Qanun Asasi yang ditegakkan hingga sekarang.

Banser juga menjadi idola TNI (Tentara Nasional Indonesia). Peran TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan yang saat menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara akan banyak senafas dengan Banser. Maka cinta Banser pada negara, sama cinta TNI pada negara.

Stabilitas beraswaja akan dikawan oleh Banser yang setia tanpa gaji dan honorarium mengabdi demi NU dan NKRI. Begitu pula dengan TNI yang dengan fungsinya menjaga kedaulatan negara Indonesia.

Itulah realitas nyata yang terjadi kini. Jangan mudah menghasut dan memfitnah Banser pro PKI, sebab Banser lah yang berani di garda depan menumpas PKI. Jangan memfitnah Banser membubarkan pengajian, karena Banser selalu menjadi garda depan pengamanan pengajian.

Selamat untuk keikhlasan Banser dan Ansor.*)

0 komentar:

Posting Komentar

Karya Ilmiah

Penelitian

Pemas